Sya’ban adalah salah satu bulan yang mulia di dalam Islam. Sebagaimana hadis shohih yang di riwayatkan ibnu Hibban dari Muadz bin Jabal bahwa Rasulullah saw bersabda Allah SWT memberikan perhatian khusus di malam Nisfu Syaban kepada seluruh makhluknya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.
Di sebutkan di dalam kitab Mukasyafatulqulub imam Ghozali (450-505 H) berkata dinamakan sya’ban karena di bulan tersebut bercabang banyak kebaikan (kata syaban diadopsi dari kata “tasyaba” yang artinya “bercabang”).
Syekh Abdulqodir Jailani (470-561 H) menyatakan “syaban” terdiri dari lima huruf : “syin” artinya “syaraf atau mulia”, “aiin” artinya “uluwi atau tinggi”, “baa” artinya “birrun atau kebaikan”, “alif” artinya “ulfah atau kelembutan”, dan “nun” huruf terakhir dalam kata syaban bermakna, “nur atau cahaya”.
Di bulan Sya’ban juga terjadi peristiwa yang bernilai historis. Di antaranya peristiwa terbelahnya bulan. Allah SWT berfirman :
اقتربت الساعۃ وانشق القمر
“Telah dekat hari kiamat dan bulan telah terbelah” (al-Qamar :1)
Para mufasir menyatakan bulan telah terbelah adalah salah satu mukjizat agung Nabi Muhammad saw, dimana dengan izin Allah SWT Nabi membelah bulan menjadi dua bagian yang disaksikan oleh orang kafir Quraisy. Disebutkan oleh para sejarawan Islam India bahwa kejadian tersebut disaksikan juga oleh seorang raja India yang pada akhirnya masuk Islam di hadapan Nabi Muhammad saw dan menamakan kotanya dengan nama khairullah (kebaikan Allah SWT), dalam lahjah (dialek) India disebut “kerala”. Saat ini menjadi nama salah satu negara bagian di India, terletak di bagian barat daya India.
Disebutkan oleh al-Hafidz ibnu Katsir (700-774 H) di dalam kitab Mukjizat Nabi, terdapat manuskrip di kuil-kuil di India yang menceritakan mengenai peristiwa terbelahnya bulan.
Perpindahan arah kiblat dari Baitulmaqdis ke Kabah. Peristiwa ini terjadi tepatnya 15 Syaban. Al-Imam ibnu Hajar al-Asqholani (774-852 H) menyatakan selama 14 bulan Rasullah saw dan sahabatnya berkiblat ke Baitulmaqdis. Di bulan Syaban juga turun ayat yang memerintahkan bersholawat kepada Nabi Muhammad saw.
Sementara itu, pertengan bulan Sya’ban (Nisfu Sya’ban), amal ibadah hamba di angkat ke langit dan di malam Nisfu Sya’ban di lahirkan Imam Mahdi sebagaimana di kutip dari kitab al-Yawaqid Wal Jawahir yang disusun oleh al-Imam Abdul Wahab as-Syaroni (898-973 H)
Penulis : Ust. Abdurrahman Kamil Assegaf, MPd.I