Al-Imam as-Suyuti (849-911H) dalam kitab Khosoisul Kubra menyebutkan Hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam at-Tabroni (260-360H) yang sanadnya bersambung kepada sahabat Ubadah bin Shomit ra. Rasullah saw bersabda, mata cincin Nabi Sulaiman as dari langit (surga) diberikan kepadanya, lalu Nabi Sulaiman meletakkan mata cincin tersebut di cincinnya. Mata cincin itu bertuliskan :
انا الله لا اله الا انا محمد عبدي و رسولي
Artinya : “Aku adalah Allah, tiada tuhan selain Aku, Muhammad hamba-Ku dan utusan-Ku”.
Disebutkan oleh al-Muhadits Syekh Yusuf an-Nabhani di dalam kitab Wasailu Wusul ila Syamaililrasul, cincin Rasullah saw dari perak dan mata cincinnya dari batu aqiq hitam dari Ethopia serta terdapat ukiran dalam cincin Rasullah saw, محمد رسول الله yang artinya “Muhammad adalah utusan Allah”.
Syekhul Azhar al-Imam Bajuri rh. berkata terdapat (rahasia ilmu) di dalam cincin Nabi Muhammad saw sebagaimana terdapat di dalam cincin Nabi Sulaiman as. Karena disaat hilang cincin Nabi Sulaiman kerajaanya pun hilang, dan cincin Nabi Muhammad SAW tatkala hilang dari Ustman maka terjadilah fitnah sehingga terbunuhnya beliau dan fitnah tersebut berlangsung hingga akhir zaman.
Abdulah bin Umar ra berkata secara konklusi, cincin Nabi Muhammad saw diberikan kepada Abu Bakar ra. kemudian kepada Umar ra. kemudian ke Ustman hingga jatuh cincin tersebut di dalam sumur Arisah. Dikutip dari kitab Muntahasul Ala Syarhi Wasailil Wusul.
Di kesempatan yang baik ini kita akan istifadah mengambil mutiara hikmah yang terukir di cincin Khulafaur Rasyidin dengan tujuan agar kita bisa menerapkannya di dalam kehidupan kita yang singkat ini.
Al Hafidz ibnu Rajab Al Hanbali ( 736 – 795H ) menyebutkan di dalam kitab Ahkamul Khawatim (kitab ini telah di terjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul The Islamic Law of Rings) ukiran cincin Saydina Abubakar ra
نعم القادر الله
Artinya “Allah adalah sebaik-baiknya yang maha kuasa”.
Seluruh makhluk ciptaan Allah SWT tidak mempunyai kekuatan dan kemampuan apapun terkecuali dari Allah SWT.
Bukankah api yang memiliki kekuatan membakar tidak dapat membakar Nabi Ibrahim as. Bahkan berubah sifatnya secara kontradiktif : panas berubah menjadi dingin. Ini menunjukkan bahwa Allah SWT memperlihatkan api tidak memiliki kekuatan membakar tapi Allah SWT lah yang memiliki kekuatan itu, dan memerintahkan kepada api, wahai api jadilah dingin dan selamat terhadap Ibrahim.
Al Hafidz Abu Fida ibnu Katsir (700-774H) di dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa ibnu Abbas ra berkata “jika tidak dikatakan selamat maka Nabi Ibrahim akan meninggal kedinginan di dalam api. Begitu juga pisau tidak dapat memotong Nabi Ismail as dan ikan paus tidak dapat memakan Nabi Yunus as
ماشاء الله كان و ما لم يشء لم يكن
Artinya : “Apa yang Allah kehendaki terjadi dan apa yang tidak Dia kehendaki tidak akan terjadi”.
Ukiran cincin Saydina Umar bin Khottab ra.
كفی بالموت واعظا
Artinya : “Cukuplah kematian itu sebagai nasehat”.
Allah SWT berfirman “ katakanlah sesungguhnya kematian yang kalian lari dari padanya sesungguhnya dia akan menjemput kalian kemudian kalian akan di kembalikan kepada Allah yang mengetahui sesuatu yang abstrak dan kongkrit lalu dia Allah swt akan mengabarkan dengan apa yang dahulu kalian kerjakan”. (Surat Al Jumu’ah, ayat 8)
Disebutkan oleh al-Imam as-Suyuti di dalam kitab Syarhu Sudur Rasulullah bersabda kuburan adalah rumah pertama di kehidupan akhirat dan rumah terakhir di kehidupan dunia. Di riwayat yang lain, kuburan bisa menjadi taman surga dan juga bisa menjadi lubang neraka. Oleh sebab itu kematian adalah nasehat bagi kita orang yang berakal.
الكيس من دان نفسه و عمل لما بعد الموت
Artinya : “Orang cerdas adalah orang yang selalu mengevaluasi dirinya dan melakukan amal baik sebagai bekal sesudah kematian”.
Ukiran cincin Saydina Ustman bin Affan ra.
امنت بالذي خلقه و سوی
Artinya : “Aku beriman kepada yang menciptakan makhluk dan menyempurnakanya”.
Dan yang terakhir ukiran cincin al-Imam Ali bin Abi Thalib ra.
العزۃ لله جميعا
Artinya :“Kemulian seluruhnya milik Allah”
Allah SWT berfirman
العزۃ لله و لرسوله و للمومنين و لكن المنافقين لا يعلمون
Artinya: “Kemulian milik Allah, milik Rasul-Nya dan milik orang beriman, akan tetapi orang munafik mereka tidak mengetahuinya”. (Surat Al Munafiqun, ayat 8)
Penulis : Ust. Abdurrahman Kamil Assegaf, MPd.I