Penulis : Ja’far Assagaf (Dosen IAIN Surakarta)
Tulisan pendek ini muncul karena ada kesalahan dalam pengutipan dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia yang sudah beberapa kali penulis perhatikan. Meski sederhana namun berakibat pada lupanya kita akan jasa seseorang, ya seorang sahabat.
Perang Uhud tahun 3 H bulan Syawwal. Kaum Muslim mengalami kekalahan. Salah satu sebabnya karena pasukan pemanah yang berada di bukit Uhud ikut turun saat melihat kaum musyrik lari, namun ternyata ini mungkin siasat mereka.
Pasukan yang kurang lebih berjumlah 50 orang tersebut ditugaskan oleh Rasulullah saw agar tetap di bukit tersebut dalam kondisi apapun (menang maupun kalah). Abdullah bin Jubair adalah pemimpin pasukan panah di bukit Uhud yang ditunjuk langsung oleh Nabi Muhammad saw.
Saat pasukan panah ikut terpengaruh dengan larinya kafir Quraisy sehingga membuat mereka turun dari bukit tersebut, komandan mereka bernama Abdullah bin Jubair berteriak agar mereka tidak melakukan itu.
Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur alias terlambat. Saat kafir Quraisy menyerang dengan komandan Khalid bin al-Walid (w. 21 H) yang pada saat itu masih kafir, Abdullah bin Jubair dibunuh oleh Ikrimah bin Abi Jahal (w. 13/15 H).
Banyak tulisan di internet bahkan ada juga di beberapa buku tertentu bahwa saat perang Uhud, komandan pemanah adalah Abdullah bin Zubair, padahal mestinya Abdullah bin Jubair. Meski ini sederhana beberapa sumber, (lihat bagian bawah) tetap menulis Abdullah bin Zubair (beberapa blog sudah menulis benar, “Jubair” dengan huruf “ج/J” bukan “ز/Z”).
Kesalahan transliterasi karena: pertama; ilmu mu’talif wa al-mukhtalif kurang diperhatikan, padahal ahli Hadis sudah membuat ilmu ini sebagai kajian tersendiri. Kedua; kurang cermat dengan sejarah karena: (a) Abdullah bin Zubair adalah anak Zubair bin ‘Awaam dari suku Quraish, sementara Abdullah bin Jubair bin al-Nu’man dari suku Aus kaum Anshar, (b) ini yang paling urgen, Abdullah bin Zubair adalah bayi pertama dari kaum Muhajirin yang lahir di Madinah. Dikabarkan bahwa Abdullah bin Zubair lahir pada tahun pertama atau kedua Hijriah.
Sebab itu, tidak mungkin Abdullah bin Zubair adalah komandan di bukit Uhud saat terjadi perang tersebut, karena ia masih seorang bayi. Abdullah bin Zubair wafat pada 73 H. Adapun Abdullah bin Jubair adalah sahabat senior mengikuti Aqabah dan wafat pada perang Uhud saat ia bertugas sebagai komandan pemanah di bukit Uhud.
Catatan :
Alamat web yang keliru menulis komandan perang Uhud adalah Abdullah bin Zubair sebagai berikut:
- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Uhud
- https://www2.kemenag.go.id/berita/81576/uhud
- https://kajianpemikiranislam.com/profesionalisme-kerja-dalam-perspektif-islam/
- http://iswara.staf.upi.edu/2008/02/27/cerita-nabi-perang-uhud/
- http://www.alhikmah.ac.id/amanah-dan-profesional/
- https://updoc.tips/download/free-pdf-ebook-rahiqul-makhtum#
- http://www.binaukhuwah.or.id/2017/11/face-to-face.html?m=1
1 Comment
Waliko
Barakallah fik,Terimakasih tukisannya