Pusat Peradaban Sebuah Pendidikan

Penulis : Murniyati Djufri

Almuni Madrasah Aliyah Alkhairaat Ternate


Hari ini, tepatnya pada tanggal 2 Mei tahun 2021 kita sama-sama memperingati hari pendidikan nasional. Sebuah peringatan yang rutin dilakukan setiap tahun. Semua orang serentak menyuarakan tentang pendidikan yang disertai dengan doa dan harapan agar sistem pendidikan kita di Indonesia menjadi lebih baik lagi.

Beberapa tahun terakhir ini, pemerintah gencar meng-kampanye-kan ‘Merdeka Belajar’. Sebuah kebijakan baru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi siswa, dimana capaian belajar bukan terpatok pada nilai dan angka-angka, akan tetapi pada kompetensi dan pembentukan karakter siswa.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim, menjelaskan bahwa hingga saat ini ada empat upaya yang terus dilakukan oleh pemerintah bersama berbagai elemen masyarakat, diantaranya yaitu perbaikan infrastruktur dan teknologi, kemudian yang kedua, perbaikan kebijakan, prosedur, pendanaan serta pembagian otonomi lebih bagi satuan pendidikan. Ketiga, perbaikan kepemimpinan, masyarakat, dan budaya. Dan yang terakhir, perbaikan kurikulum, pedagogi, dan asesmen.

Dari semua yang disampaikan oleh Mendikbud, menurut saya, lebih khusus lagi ada bagian penting yang tidak bisa dilupakan. Barangkali ini juga menjadi bagian dari poin ketiga yang saya sampaikan sebelumnya. Hal tersebut adalah orang tua dan keluarga di rumah. Peradaban yang besar tidak akan terwujud jika tidak dimulai dari sistem yang terkecil. Dan untuk sebuah pendidikan, pusat peradabannya dimulai dari ibu dan ayah di rumah.

Memang ketika berbicara pendidikan, rasanya sangat kompleks. Kita dibayang-bayangi dengan berbagai sistem dan aturan yang ada. Akan tetapi, sejatinya, hakekat dari pendidikan yang ditempuh oleh seseorang, berawal sejak berada dalam perut ibu.  Dilanjutkan ketika pendengaran, penglihatan, dan organ-organ tubuh anak mulai berfungsi, apa yang diberikan oleh ibu bapaknya adalah bagian dari pendidikan awal. Pendidikan yang menjadi fondasi untuk sang anak. Ibarat orang menanam tumbuhan, apa yang ditanam dan bagaimana cara menanamnya di awal, akan sangat berperan menentukan bagaimana tumbuhan tersebut akan hidup, tumbuh dan berkembang. Tidak sampai di situ saja, tumbuhan tersebut akan mati jika tidak disirami air atau diberi pupuk. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa seorang ibu dan juga ayah adalah pusat peradaban dari sebuah pendidikan. Yang mengawali dan mendampingi sang anak hingga menemukan jati diri. Pendidikan yang diberikan oleh guru di sekolah merupakan lanjutan atau tambahan dari fondasi pendidikan awal yang dibangun oleh orang tua di rumah.

Berbagai tujuan pendidikan yang ada di negeri kita ini bisa tercapai juga tidak lepas dari besarnya peran orang tua di rumah. Tidak semestinya orang tua hanya antar-jemput anak ke sekolah tanpa menanyakan apa yang ia pelajari, bagaimana ia belajar, bagaimana perasaannya, dan apa saja kebingungan yang masih ia rasakan. Tanpa disadari, perilaku dari orang tua merupakan ‘Hidden Curriculum’ atau kurikulum yang tersembunyi. Apapun yang dilakukan oleh orang tua akan menjadi contoh yang akan diikuti oleh sang anak. Tidak perlu kaget jika anak tiba-tiba berbicara lantang dan keras bahkan tidak sopan kepada kedua orang tuanya, karena hal itu bisa saja disebabkan karena seringnya anak tersebut menyaksikan bentakan ayah terhadap ibunya, atau bahkan ia sendiri sering merasakan bentakan dari sang ayah terhadapnya ketika ia melakukan kesalahan tapi tidak disertai dengan penjelasan lanjut terkait alasan kenapa ayahnya melakukan hal tersebut.

Apabila orang tua senantiasa memberikan contoh yang baik di rumah, mendidik dengan cinta dan kasih sayang, yang menyadari bahwa anak adalah amanah dari Tuhan yang harus dijaga, didampingi (tumbuh-kembang, proses berpikir dan setiap rasa penasarannya), dan diasah potensinya, InsyaaAllah anak tersebut bisa tumbuh dengan bahagia. Karakter seorang anak bisa lebih mudah terbentuk dari didikan orang tua karena punya ikatan hati dengan anaknya. Dengan demikian, tujuan dari pendidikan bisa sama-sama diwujudkan dimulai dari rumah masing-masing. Rumah sebagai pusat peradaban untuk sebuah pendidikan.

ilustrasi foto : https://id.pinterest.com/

Leave a comment

Tentang Kami

alkhairaat-ternate.or.id adalah situs resmi milik Alkhiraat Cabang Kota Ternate, sebagai media silaturahmi dan dakwah dengan menyajikan informasi seputar pendidikan, dakwah dan sosial, serta mempromosikan tulisan-tulisan rahmatan lil-alamin yang berakar pada kearifan tradisi

Hubungi Kami

Alamat: Jl. Kakatua, No.155, Kelurahan Kalumpang, Ternate Tengah, Kota Ternate, Provinsi Maluku UtaraTelepon: (0921) 312 8950email: alkhairaat.ternate@gmail.com