Penulis: Dr. Ja’far Assagaf, MA
Dosen UIN SUKA Yogyakarta | Sekretaris Umum Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia | Wakil Katib Syuriah PCNU | Wakil Ketua bidang Pendidikan Agama dan Budaya Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia-Sukoharjo Jawa Tengah | email: jafar.assagaf@uin-suka.ac.id
Segala hal yang berkaitan dengan pemuda disebut dengan kepemudaan (kbbi online), maka kepemudaan meliputi masa muda dari aspek waktu, keadaan diri dari aspek kekuatan fisik serta kondisi ketika muda dari aspek tingkah laku, berfikir dan berkarya. Dalam konteks usia, biasanya mereka yang berusia antara 23 sampai 40 tahun disebut dengan pemuda/pemudi melalui dua tahapan yaitu tahap pertama 23-30 tahun dan tahap kedua berkisar 30-40 tahun lebih.
Dalam studi Islam, terdapat dua kata yang sering muncul sebagai arti pemuda yaitu kata الشاب dan الفتى. Kedua kata tersebut merujuk pada mereka yang berada di usia muda. Usia dimana seseorang cenderung emosional, mengikuti kemauan atau hawa nafsunya dan bahkan tak jarang melakukan tindakan destruktif seperti sepak terjang balapan liar yang marak di masa pandemi. Dalam konteks ini, pemuda yang giat melakukan hal positif menjadi istimewa di sisi Allah swt. Dalam sebuah hadis populer yang diriwayatkan oleh Ibn Hanbal (w. 241 H), Abu Ya’la al-Mushiliy (w. 307 H), al-Thabaraniy (w. 360 H) dan lainnya menyatakan bahwa:
إن الله ليعجب من الشاب ليست له صبوة
Artinya: “sungguh Allah swt takjub (terheran-heran) dari pemuda (pemudi) tidak ada baginya (ciri negatif) kepemudaan”
Majd al-Din Ibn al-Atsir (w. 606 H) menyatakan kata صبوة merujuk kepada kecenderungan seseorang memperturutkan hawa nafsu. Oleh sebab itu, maka orang-orang bahkan Allah swt akan heran bila ada pemuda yang justeru dapat mengelola gelora mudanya kepada hal-hal positif. Pemuda bila telah kembali (taubat) dari hal-hal yang negatif; terlarang secara agama, moral, etika dan budaya, biasanya akan lebih taat ketimbang orang yang telah berusia tua. Bahkan pemuda yang tumbuh dalam kondisi beribadah (berbuat baik) termasuk salah satu golongan yang memperoleh perlindungan Allah swt di hari kiamat (HR Bukhari dan Muslim).
Memfungsikan pemuda di masanya memerlukan bantuan dari para senior atau generasi tua, dengan mengarahkan, mengayomi, membimbing dan memberikan kesempatan kepada pemuda untuk berkiprah bagi kemasalahatan. Beberapa peristiwa berikut yang terekam dalam hadis riwayat al-Bukhari seperti tugas yang diberikan oleh Rasulullah suci saw kepada Ali kw (w. 40 H) saat perang Badar (2 H) dan Khaibar (7 H), pergi ke Yaman (9-10 H), penulisan al-Qur’an oleh Zaid bn Tsabit (w. 45 H) melalui perintah khalifah Abu Bakar ra (w. 13 H) kepadanya, penempatan Ibn ‘Abbas (w. 68 H ) bersama senior perang Badar oleh Umar ra (w. 23 H) sebab kejeniusannya dalam menafsirkan ayat, semuanya merupakan bukti nyata kiprah pemuda yang didukung oleh generasi tua.
Dalam konteks Indonesia, apa yang dikenal dengan hari sumpah pemuda merupakan arahan dan bimbingan tokoh senior kepada pemuda sehingga mereka dari berbagai wilayah di Indonesia; Jong Java, Jong Sumatran, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Islamieten Bond, perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia (PPPI), pemuda Tionghoa dan perwakilan pemuda lainnya mengikrarkan apa yang disebut dengan sumpah pemuda tentang bertumpah darah/bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu yaitu Indonesia.
Sumpah Pemuda merupakan gerakan persatuan pada akhirnya membuahkan hasil kemerdekaan di tahun 1945, maka tak heran Bung Karno (w. 1970 M) menyatakan tentang the young power yang terkenal tentang pemuda akan dapat merubah dunia, bahkan sang proklamator sendiri adalah pemuda dan membuktikan kepemudaannya melalui sumpah pemuda maupun kemerdekaan Indonesia.
wa Allâhu a’lam bi al-shawâb …
Foto : detiknews