Ust. Abdurrahman Kamil Assegaf
Pengasuh Majelis Ta’lim Almawaddah, Ternate
شواهد الشكر و عینه
Rasa syukur kepada ALLAH SWT adalah suatu kewajiban sang pemberi segala nikmat dan karunia. Konklusi syukur di dalam AL QURAN dan AL HADITS terdiri dari 4 komponen, yaitu :
1. تطبیق الشكر بالعمل الصالح و العبادۃ
Merealisasikan syukur dengan amal sholeh dan ibadah.
Allah SWT berfirman: ۗ اِعْمَلُوْۤا اٰلَ دَاوٗدَ شُكْرًا ۗ وَقَلِيْلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ
“Beramallah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur.”(QS. Saba’ 34: Ayat 13)
Kata اعملوا artinya beramallah sebagai bentuk syukur kepada ALLAH SWT,
sebagaimana di sebutkan oleh al-Hafidz Ibnu Kasir (700-774 H) di dalam tafsirnya yakni :
قال أبو عبد الرحمن الحبلي : الصلاۃ شكر ، والصیام شكر ، وكل خیر تعمله لله شكر
Berkata Abu Abdurrahman al-Habli :
“Sholat adalah syukur, puasa adalah syukur dan seluruh kebaikan yang engkau
amalkannya karena ALLAH adalah syukur”.
عن عائشة رضي اللَّه عنها أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم كَان يقُومُ مِنَ اللَّيْلِ حتَّى تتَفطَرَ قَدمَاهُ، فَقُلْتُ لَهُ، لِمْ تصنعُ هذا يا رسولَ اللَّهِ، وقدْ غفَرَ اللَّه لَكَ مَا تقدَّمَ مِنْ ذَنبِكَ وما تأخَّرَ؟ قال: «أَفَلاَ أُحِبُّ أَنْ أكُونَ عبْداً شكُوراً؟» متفقٌ عليه.
Dari Siti Aisyah رَضِي اللَّه عنهَا bahwasanya Rasulullah صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم berdiri untuk beribadat dari sebahagian waktu malam sehingga pecah-pecahlah kedua tapak kakinya. Saya (Aisyah) lalu berkata padanya: “Mengapa Tuan berbuat demikian, ya Rasulullah, sedangkan Allah telah mengampuni untuk Tuan dosa-dosa Tuan yang telah lalu dan yang kemudian?”
Rasulullah صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم bersabda yang maksudnya “Apakah salah aku senang untuk menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?” (Muttafaq ‘alaih)
Nabi صلی الله علیه وسلم merealisasikan syukur dengan ibadah kepada ALLAH SWT hingga kedua tapak kaki beliau pecah-pecah.
2. الاعتراف بالقلب علی المنعم Pengakuan dengan hati atas sang pemberi nikmat. Harus di yakini bagi seluruh orang beriman bahwa seluruh nikmat berasal dari المنعم sang pemberi nikmat yaitu ALLAH SWT.
Berikut ini riwayat kisah Nabi Daud علیه السلام yang dikutip dari kitab Qurrotul ‘Uyun, hal. 5,
عن سيدنا داود عليه السلام، أنه قال: “الهى إبن ادم ليس فيه شعرة إلا وفوقها نعمة وتحتها نعمة، فمن أين يكا فئها؟ فأوحى الله إليه يا داود إنى أعطى لكثير وأرضى باليسير وأن شكر ذلك أن تعلم أن ما بك من نعمة فمنى” وقيل أنه قال: ” كيف أشكرك والشكر نعمة منك علي؟ الأن شكرتنى يا داود.
Dari Sayyidina Daud As, bahwasanya dia berkata: “Wahai Tuhanku, anak Adam, tidak memiliki satu rambut yang ada di dirinya kecuali di atas rambut itu ada sebuah kenikmatan dan di bawahnya pun ada kenikmatan, lantas bagaimana bisa membalasnya?”, Kemudian Allah memberikan wahyu kepada Daud, “Wahai Daud, sesungguhnya aku memberi yang banyak dan merelakan atau menyenangkan yang sedikit. Dan untuk mensyukuri hal demikian, kamu harus tahu bahwa sesuatu yang ada di dirimu itu adalah nikmat dariku” dan di dalam perkataan yang lain ” Wahai Tuhanku, bagaimana saya bisa bersyukur kepadamu sementara itu ucapan syukur itu sendiri merupakan nikmat darimu yang diberikan kepadaku?”, Allah menjawab: “saat inilah kamu bersyukur kepadaku wahai Daud”.
Ketika nabi Daud علیه السلام menyadari seluruh nikmat sumbernya dari ALLAH SWT, maka pengakuan itu adalah salah satu bentuk syukur kepada ALLAH SWT.
3. تطبیق شكر الذكر باللسان Merealisasikan syukur disebutkan dengan lisan. Allah SWT berfirman: وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).”(QS. Ad-Duha 93: Ayat 11)
Rasulullah صلی الله علیه و سلم bersabda:
إن الله ليرضى عن العبد يأكل الأكلة فيحمده عليها أو يشرب الشربة فيحمده عليها ( رواه مسلم )
“Sesungguhnya Allah sangat meridhai seorang hamba yang apabila telah makan suatu makanan ia memuji-Nya dan apabila minum minuman ia pun memuji-Nya”. (HR. Muslim).
تطبیق الشكر بترك المعاصي بنعمه. 4
Merealisasikan syukur dengan meninggalkan maksiat dengan mengunakan nikmatnya.
Al Imam Junaid Al Baghdadi رضي الله عنه (220-298 H) pernah di tanya defenisi syukur beliau menjawab الا تعص الله بنعمه
Janganlah bermaksiat kepada ALLAH SWT dengan mengunakan nikmat-nikmatnya.
Di sebutkan di dalam kitab Tabaqatul Awliyah Imam Al Haddad (1044-1132 H) رضي الله عنه berkata makna syukur adalah
ان یستعین نعم الله تعالی علی طاعته و یضعها فی مواضعها التی یحبها الله تعالی و ذلك هو غایۃ الشكر و نهایته
Mengunakan nikmat – nikmat ALLAH SWT untuk membantu taat kepadanya dan meletakan seluruh nikmat-nikmatnya di tempat-tempat yang di cintai ALLAH SWT dan itu adalah esensi syukur dan puncaknya, di sebutkan di dalam kitab An Nasaihuddiniyah.
Kesimpulan syukur bukan hanya sekedar diucapkan dengan lisan tapi harus di aktualisasikan dengan 4 komponen sebagaimana yang telah di jelaskan, oleh sebab itu ALLAH SWT berfirman “Dan sedikit sekali dari hamba-hambaku yang bersyukur”.
Al Imam Hujatulislam Al Ghazali (450-505 H) meriwayatkan di dalam kitab Mukasyafatul Qulub dan Al Mawaidzh Min Nalahadist Alqudsiyah, ALLAH SWT berfirman :
مَنْ لَمْ يَرْضَ بِقَضَائِيْ،
Barang siapa tidak ridhā dengan qadhā’-Ku,
وَ لَمْ يَصْبِرْ عَلى بَلاَئِيْ،
Tidak bersabar atas segala cobaan-Ku,
وَ لَمْ يَشْكُرْ عَلى نَعْمَائِيْ،
Tidak bersyukur atas segala nikmat-Ku,
وَ لَمْ يَقْنَعْ بِعَطَائِيْ،
Tidak puas (dengan apa adanya) atas segala pemberian-Ku,
فَلْيَعْبُدْ رَبًّا سِوَائِي،
Maka sembahlah tuhan selain-Ku.
Kita memohon dengan tulus kepada ALLAH SWT, agar kita di jadikan orang yang senantiasa benar-benar bersyukur kepada ALLAH SWT, Aamiin.