Air Mata Senja di Penghujung Ramadan

Penulis: Abdurrachman Baksir

Pengurus KOMDA Alkhairaat Ternate, Bidang Pendidikan  |  Dosen UNKHAIR Ternate 


Akhirnya sampailah kita dipenghujung Ramadhan. Beberapa hari lagi kita akan meninggalkan Ramadan, dalam hitungan jam, menit  langit senja pun berangsur-angsur menjadi gelap lalu takbir mulai menggema, tanda azan Maghrib telah berkumandang dan Syawal akan menyambut kita.

Kalau diuraikan tema di atas, ada tiga substansi besar yaitu Air mata, Senja dan Ramadan.

Bisa jadi, akan ada tetesan Air mata senja yang  keluar dari orang-orang yang benar-benar selama sebulan menikmati ibadah yang penuh khidmat kepada Allah SWT, air mata yang dikeluarkan merupakan air mata kerinduan, menginginkan Ramadan tetap ada sepanjang bulan.

Air mata adalah kelenjar yang diproduksi oleh proses lakrimasi (bahasa Inggris: lacrimation atau lachrymation; (dari bahasa Latin lacrima, artinya “air mata”) untuk membersihkan dan melumasi mata. Kata lakrimasi juga dapat digunakan merujuk pada menangis. Emosi yang kuat juga dapat menyebabkan menangis (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas),  menangis adalah hal yang mereka lakukan untuk mengekspresikan rasa sedih, senang, ataupun terharu. Sedih karena sebantar lagi berpisah dengan Ramadan, senang karena dapat melaksanakan ibadah selama sebulan penuh, dan haru benar-benar merasakan kehilangan Ramadan.

Senja, waktu terindah buat sebagian orang, untuk orang-orang yang paham arti indahnya kehidupan. Arti ketulusan yang tidak dapat dilihat cuma dengan mata orang biasa, tetapi wajib merasakannya dari hati. Ribuan orang dapat berkata langit senja hari ini begitu indah ,Tetapi sempatkah mereka betul-betul memahami makna dari  corak Merah, Orange, Putih serta Kuning ialah corak yang sangat dominan kala senja mulai muncul. Tetapi mengerti kah kita tentang makna motif tersebut?

Merah : bila hati lagi diliputi rasa senang hingga corak merah ini mewakili perasaan yang menggebu- gebu, merah pula menggambarkan suatu kehangatan. Orange: Ia merupakan simbol yang mewakili perasaan friendly, bila perasaan itu berkembang hingga sesuatu ikatan hendak terjalin lebih akrab seperti jalinan seorang teman. Putih : Seluruh orang mengerti betul dengan kepribadian corak yang satu ini, tidak hanya bawa rasa aman, putih pula membagikan kesan suatu yang tulus, bila di kaitkan dengan perasaan, berarti perasaan ini berkembang dari rasa ketulusan, kemurnian, kesucian ataupun apalagi suatu dedikasi.
Kuning : Umumnya ini dimaksud dengan suatu ‘kemenangan’, kuning pula di artikan bagaikan lambang ‘kebanggaan’ ataupun suatu ‘kemewahan’ perasaan yang diliputi corak ini berarti suatu perasaan yang sangat luar biasa, bersamanya kita hendak merasa ‘besar hati’ diri, merasakan suatu kemenangan merebut hati, merasa elegan memilikinya.

Ketika senja, matahari akan menampakkan warna terindahnya. Warna senja yang unik ini lahir dari perjalanan cahaya matahari menuju bumi yang menubruk partikel-partikel yang ada di ruang atmosfer. Seakan-akan Ramadan yang kita jalani selama sebulan memecahkan/menembus  sifat-sifat buruk manusia.

Ramadan merupakan bulan penuh berkah, penuh rahmat dan ampunan dari Allah SWT. Segala ibadah baik yang kita lakukan semua dilipatgandakan pahalanya oleh-Nya. Namun kini, kenikmatan itu sebentar lagi akan berakhir. Sebuah ketenangan dan kedamaian dalam mendekatkan diri pada-Nya kini mulai terasa sirna.

Cobalah tengok diri kita. Apa yang telah kita lakukan di bulan Ramadhan tahun ini? Amalan ibadah apa yang patut kita banggakan tahun ini? Akankah iman kita semakin meningkat atau malah sebaliknya? Itu semua hanya kita sendiri dan Allah yang mengetahuinya.

Begitu teristimewanya bulan Ramadhan, Allah hamparkan untuk ummat Muhammad , bahkan Allah tampakkan kemuliaan Ramadhan itu kepada malaikat, langit dan bumi. Sehingga ketika disaat-saat kepergian Ramadhan, malaikat, langit dan bumi “tak kuasa menahan tangis”, karena Allah turunkan kemulian-Nya, maka beruntunglah orang-orang yang diangkat derajatnya dan merugilah orang-orang yang menyia-nyiakannya. Oleh karena itu Rasulullah berkata “Sekiranya umatku ini mengetahui apa-apa (kebaikan) di dalam bulan Ramadhan, niscaya mereka menginginkan agar tahun semuanya itu menjadi Ramadhan.” (HR Ibnu Abbas).

Tidak sedikit para ulama dan orang shalih yang mengungkapkan kesedihan dan tangisan karena perpisahan dengan Ramadhan. Ibnu Rajab Al-Hambali berkata, “Bagaimana bisa seorang mukmin tidak menetes air mata ketika berpisah dengan Ramadhan, Sedangkan ia tidak tahu apakah masih ada sisa umurnya untuk berjumpa lagi”.

Sungguh tetesan air mata di Senja Ramadan akan membawa kenangan tersendiri. Oleh karena itu menjelang di penghujung Ramadan, hendaklah kita menyempurnakan amal kebaikannya yang tersisa dari Ramadan. Karena yang utama amalan itu dinilai dari akhirnya.

Jika hari-hari berlalu tak pernah menjadi pecinta Ramadan. Sungguh kesedihan hati dan derai air mata itu tak pernah akan jatuh ke bumi di Senja penghujung Ramadan. Semoga kesedihan karena perpisahan ini mampu memadamkan api kerinduan yang membakar rasa cinta untuk bersua kembali dengan Ramadan akan datang. Wassalam.

Foto: Istimewa

Leave a comment

Tentang Kami

alkhairaat-ternate.or.id adalah situs resmi milik Alkhiraat Cabang Kota Ternate, sebagai media silaturahmi dan dakwah dengan menyajikan informasi seputar pendidikan, dakwah dan sosial, serta mempromosikan tulisan-tulisan rahmatan lil-alamin yang berakar pada kearifan tradisi

Hubungi Kami

Alamat: Jl. Kakatua, No.155, Kelurahan Kalumpang, Ternate Tengah, Kota Ternate, Provinsi Maluku UtaraTelepon: (0921) 312 8950email: alkhairaat.ternate@gmail.com